EFEKTIVITAS KULIT SINGKONG, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI KARBON AKTIF

THE EFFICACY OF CASSAVA PEEL, SUGARCANE BAGASSE, AND KAPOK BANANA PEEL AS ACTIVATED CARBON

https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.325

Authors

  • Fara Chitra Program Studi Diploma III Sanitasi, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Pontianak, Indonesia
  • Nuri Andriani Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Pontianak, Indonesia
  • Hendra Budi Sungkawa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Pontianak, Indonesia

Abstract

Limbah cair percetakan merupakan hasil dari kegiatan industri percetakan yang dapat mencemari lingkungan air dan tanah dengan cara melepaskan nitrat dan logam-logam berat yang terkandung didalamnya salah satunya yaitu timbal. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar timbal (Pb) adalah dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang paling banyak digunakan adalah karbon aktif. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan karbon aktif seperti kulit singkong, amapas tebu dan kulit pisang kepok yang mengandung selulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas karbon aktif terhadap penurunan kadar timbal limbah cair percetakan yang dibuat dengan variasi bahan yaitu kulit singkong, ampas tebu dan kulit pisang kepok. Desain penelitian ini berbentuk Pre-Experimental Design dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom untuk menentukan kadar timbal (Pb) pada limbah cair percetakan. Populasi pada penelitian ini adalah limbah cair percetakan yang dihasilkan dari sembilan percetakan yang berada di Kabupaten Sintang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang terdiri dari limbah cair percetakan yang belum ditambahkan karbon aktif dan limbah cair percetakan yang sudah ditambahkan dengan karbon aktif yang dibuat dari kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu. Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penambahan karbon kulit singkong, karbon ampas tebu dan karbon kulit pisang kepok didapatkan presentase penurunan sebesar  82,35%, 64,70% dan 52,94% dari kadar timbal (Pb) sebelum perlakuan. Penurunan kadar timbal (Pb) yang paling baik adalah dengan penambahan karbon aktif kulit singkong dengan presentase penurunan sebesar 82,35% dari rata-rata kadar timbal (Pb) 0,17 mg/L menjadi 0,03 mg/L. Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai signifikasi dengan p-value = 0,000.  Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu sebagai karbon aktif dalam menurunkan kadar timbal limbah cair percetakan.

Kata kunci: Pencemaran lingkungan,  Kadar timbal, Kulit singkong, Ampas tebu, Karbon aktif

 

Printing liquid waste is the result of printing industry activities which can pollute the water and soil environment by releasing nitrates and heavy metals contained therein, one of which is lead. Efforts that can be made to reduce levels of information (Pb) are to use adsorbents. The most widely used adsorbent is activated carbon. Several materials can be used as active carbon materials, such as cassava peels, sugarcane pulp, and kapok banana peels containing cellulose. This study aimed to compare the effectiveness of activated carbon in reducing lead levels in printing liquid waste made with various materials, namely: cassava peel, sugarcane bagasse, and kapok banana peel. The research design is a Pre-Experimental Design with the Atomic Absorption Spectrophotometry method to determine the levels of lead (Pb) in printing wastewater. The population in this study was printing liquid waste generated from nine printing houses in Sintang District. The number of samples used was 27 consisting of printing liquid waste that had not been added activated carbon and printing liquid waste that had been added with activated carbon made from cassava peels, kapok banana peels, and sugarcane bagasse. The results showed that with cassava peel carbon, bagasse carbon, and kapok banana peel carbon, the percentage of lead (Pb) before treatment decreased by 82.35%, 64.70%, and 52.94%. The best reduction in lead (Pb) levels was the addition of activated carbon from cassava peels, with a reduction percentage of 82.35% from an average lead (Pb) content of 0.17 mg/L to 0.03 mg/L. Based on the ANOVA test, a significance value was obtained with p-value = 0.000. It was concluded that there were differences in the effectiveness of cassava peels, kapok banana peels, and bagasse as activated carbon in reducing lead levels in printing wastewater.

Keywords: Environmental pollution, Lead content, Cassava peel, Sugarcane bagasse, Activated carbon

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2023-06-30

How to Cite

Chitra, F., Andriani, N. ., & Sungkawa, H. B. . (2023). EFEKTIVITAS KULIT SINGKONG, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI KARBON AKTIF: THE EFFICACY OF CASSAVA PEEL, SUGARCANE BAGASSE, AND KAPOK BANANA PEEL AS ACTIVATED CARBON . GEMA KESEHATAN, 15(1), 26–35. https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.325

Issue

Section

Research article