https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/issue/feed GEMA KESEHATAN 2024-01-21T01:35:52+09:00 Sanya Anda Lusiana ejournal.gemkes@gmail.com Open Journal Systems <p><strong>Gema Kesehatan </strong>is a peer-reviewed and open access journal that published scientific articles in health sciences. Gema kesehatan is published by Poltekkes Kemenkes Jayapura twice a year. p-ISSN 2088-5083/<a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1539138332">e-ISSN 2654-8100</a> . Kemdikbudristek has accredited the Gema Kesehatan journal to rank four from 2019 to 2023 based on the decree:164/E/KPT/2021</p> https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/337 EFEKTIVITAS PERAWATAN TALI PUSAT TOPIKAL ASI DAN PERAWATAN TERBUKA TERHADAP LAMA PELEPASAN TALI PUSAT DI KLINIK KARTIKA JAYA SAMARINDA 2023-03-15T14:35:52+09:00 Miratna Sari miratna07@gmail.com Dini Indo Virawati diniindovira@gmail.com Satriani satrianirman@gmail.com <p>Data dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus. <em>Tetanus Neonatorum </em>(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara berkembang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) kematian bayi pada Tahun 2020 dari seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 72,0% (20.266 kematian) terjadi pada usia 0-28 hari. Teknik perawatan tali pusat yang tidak benar akan menimbulkan infeksi tali pusat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitaserawatan tali pusat topikal ASI dan perawatan terbuka terhadap lama pelepasan tali pusat di Klinik Kartika Jaya. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>Quasy Experimental Design </em>dengan rancangan <em>Posttest Only Control Design. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang tercatat didalam buku register Klinik Kartika Jaya. Sampel diambil secara <em>Purposive Sampling </em>yaitu sebanyak 35 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan topikal ASI lebih efektif dibandingkan dengan perawatan terbuka terhadap lama pelepasan tali pusat (<em>p- value </em>= 0.002) dengan nilai α = 0,05.</p> <p><strong>Kata kunci</strong><strong>: </strong><strong>Pelepasan Tali Pusat, </strong><strong>Perawatan Tali Pusat Terbuka</strong><strong>, </strong><strong>Perawatan Topical ASI</strong></p> <p> </p> <p>Data from WHO calculates the global incidence of tetanus events ranging from 0.5 to 1 million cases. Tetanus Neonatorum (TN) accounts for about 50% of deaths due to tetanus in developing countries. Demographic and Health Survey of Indonesia (IDHS) infant mortality in 2020 of all reported neonatal deaths, 72.0% (20,266 deaths) occurred at the age of 0-28 days. Improper umbilical cord care techniques will lead to umbilical cord infection. Culture in the community that affects mothers' knowledge of caring for the umbilical cord causes mothers to be afraid or hesitant to take care of their baby's umbilical cord. Hence, mothers still behave incorrectly in caring for the baby's umbilical cord by sprinkling the umbilical cord with turmeric or leaves to allow the development of Clostridium spores that can cause infection. It can cause disease in neonates. To determine the effectiveness of topical breast milk umbilical cord care and open treatment on the length of umbilical cord detachment at Kartika Jaya Clinic. The type of research used in this research is Quasi-Experimental Design with Posttest Only Control Design. The population in this study were all newborns recorded in the register book of the Kartika Jaya Clinic. Samples were taken by purposive sampling of as many as 35 people. The results of this study indicate that topical breastfeeding treatment is more effective than open treatment on the length of umbilical cord detachment (p-value = 0.002) with a value of = 0.05.</p> <p><strong>Keywords: </strong><strong>Length </strong><strong>of Umbilical Cord Detachment</strong><strong>, Open Umbilical Cord Care, </strong><strong>Topical Breast Milk </strong><strong>Treatment</strong></p> <h2> </h2> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Miratna Sari, Dini Indo Virawati, Satriani https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/420 IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA EKSTRAK METHANOL BATANG KEMANGI (Ocimum bacilicum L) 2023-06-08T10:35:17+09:00 Funsu Andiarna funsu_andiarna@uinsby.ac.id Mei Lina Fitri Kumalasari meilina_fitri@uinsby.ac.id Esti Tyastirin esty50@gmail.com Eko Teguh Pribadi ekoteguh1980@gmail.com Romyun Alvy Khoiriyah ria09pascaipb@gmail.com Sarita Oktorina saritaoktorina@gmail.com <p>Tanaman kemangi (<em>Ocimum bacilicum L)</em> adalah salah satu tanaman obat tradisional yang paling banyak dikembangkan di negara Indonesia. Tanaman kemangi memiliki banyak manfaat seperti mengobati demam, diare, batuk, pusing, mual, dan lain sebagainya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada batang tanaman kemangi. Ekstrak kemangi menggunakan pelarut metanol 96%. Batang daun kemangi dilakukan proses penyarian dengan metode maserasi. Ekstrak kemangi selanjutnya dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada batang tanaman kemangi terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, tannin, alkaloid dan saponin. Hal ini dapat menjelaskan bahwa ekstrak kemangi memiliki potensi yang kuat dalam aktivitas antioksidan yang memiliki peran penting dalam pemanfaatan obat tradisional. Senyawa flavonoid paling umum dijadikan sebagai antioksidan. Selain itu beberapa jenis senyawa alkaloid, tanin dan saponin juga mempunyai efek antioksidan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><strong>Kemangi, </strong><strong>Metanol, </strong><strong><em>Ocimum bacilicum L</em></strong><strong>, </strong><strong>Senyawa metabolit sekunder</strong></p> <p> </p> <p>The basil plant (<em>Ocimum bacilicum L</em>) is one of Indonesia's most developed traditional medicinal plants. Basil plants have many benefits, such as treating fever, diarrhea, cough, dizziness, nausea, etc. The study aims to identify secondary metabolite compounds in the stem of basil plants. Basil extract uses 96% methanol solvent. Stems of basil leaves carried out the process of expulsion by maceration method. The phytochemical test was conducted through basil extraction to determine the secondary content of metabolite compounds. The results of this research show that the stem of the basil plant is a secondary metabolite compound, namely flavonoids, alkaloids, tannins, and saponins. It can explain that basil extract has a strong potential for antioxidant activity that has an essential role in traditional medicine.</p> <p><strong>Keywords: </strong><strong><em>Methanol, Ocimum bacilicum, Secondary metabolites compounds, Stem basil</em></strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Funsu Andiarna, Mei Lina Fitri Kumalasari, Esti Tyastirin, Eko Teguh Pribadi, Romyun Alvy Khoiriyah, Sarita Oktorina https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/423 KADAR BETA KAROTEN DAN TINGKAT KESUKAAN SIRUP UBI JALAR KUNING (Ipomea batatas L.) DENGAN PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) 2023-11-07T22:03:15+09:00 Putri Ratna Sari putriratnasari091020@gmail.com Nia Budhi Astuti ninia8504@gmail.com Budi Kristanto bkbudikristanto@gmail.com Sanya Anda Lusiana sanyalusiana@gmail.com <p>Ubi jalar kuning merupakan sumber beta karoten yang cukup tinggi. Beta karoten yang ada dalam ubi jalar dapat mengurangi sekitar 40% risiko terkena penyakit jantung, pencegahan terhadap kanker, penuaan dini, penurunan kekebalan, stroke, katarak dan gangguan otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar beta karoten dan tingkat kesukaan sirup ubi jalar kuning dengan penambahan sari belimbing wuluh. Desain penelitian menggunakan <em>quasi</em> <em>experiment</em>, <em>One-Shot Case Study</em>. Uji organoleptik di Laboratorium Pangan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura dilaksanakan pada tanggal 13-16 Juni 2022 menggunakan panelis agak terlatih sebanyak 20 orang (<em>purposive random sampling</em>). Jumlah sampel 3 formula sirup ubi jalar kuning dengan penambahan sari belimbing wuluh (F1 = 50, F2 = 100, F3= 150). Analisis beta karoten di Laboratorium Saraswanti Indo Genetech (SIG) pada tanggal 14-20 Juni 2022, metode yang digunakan adalah HPLC pemeriksaan sebanyak 2 kali pengulangan (duplo). Hasil penelitian menunjukkan kadar beta karoten F1 yaitu 0,02 mg/kg, F2 dan F3 yaitu 0,04 mg/kg dan hasil uji organoleptik warna yang paling disukai adalah F2 (60%), uji kesukaan aroma yang paling disukai F2 (63,3%) dan uji kesukaan rasa paling disukai F2 (48,3%). Kesimpulan penelitian ini bahwa formula sirup F2 yang paling disukai dan formula sirup dengan hasil kadar beta karoten yang tinggi pada F2 dan F3.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><strong>Belimbing </strong><strong>Wuluh, </strong><strong>Beta </strong><strong>Karoten</strong><strong>, </strong><strong>Organoleptik, </strong><strong>Sirup, </strong><strong>Ubi </strong><strong>Jalar </strong><strong>Kuning</strong></p> <p> </p> <p>Yellow sweet potatoes are a relatively high source of beta-carotene. Beta carotene in sweet potatoes can reduce around 40% of the risk of heart disease and prevent cancer, premature aging, decreased immunity, stroke, cataracts, and muscle disorders. This study aims to determine the levels of beta carotene and the level of preference for yellow sweet potato syrup with the addition of starfruit juice. The research design uses a quasi-experiment, One-Shot Case Study. Organoleptic tests at the Health Polytechnic Health Polytechnic Laboratory of the Ministry of Health Jayapura were conducted on 13-16 June 2022 using 20 slightly trained panelists (purposive random sampling). The number of samples was three yellow sweet potato syrup formulas with starfruit juice (F1 = 50, F2 = 100, F3 = 150). Beta carotene analysis at the Saraswati Indo Genetech (SIG) Laboratory on 14-20 June 2022. The method used was HPLC examination with two repetitions (Duplo). The results of the research showed that the beta carotene content of F1 was 0.02 mg/kg, F2 and F3 were 0.04 mg/kg, and the most preferred color organoleptic test results were F2 (60%), the most preferred aroma preference test was F2 (63, 3%). The most preferred taste test was F2 (48.3%). This research concludes that the F2 syrup formula is the most preferred, and the syrup formula with high beta carotene content results in F2 and F3.</p> <p><strong>Keywords: Beta </strong><strong>Carotene, Organoleptic, </strong><strong>Starfruit</strong><strong>, Syrup, Yellow </strong><strong>Sweet </strong><strong>Potato</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Nia Budhi Astuti, Putri Ratna Sari, Sanya Anda Lusiana, Budi Kristanto https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/426 MODEL PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM PENGENDALIAN STUNTING PADA ANAK USIA 0-24 BULAN MELALUI PELATIHAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI 2023-08-31T13:02:47+09:00 Desi dedetkolam@yahoo.com Ayu Rafiony ayurafiony@gmail.com Didik Hariyadi didikhariyadi@gmail.com Nopriantini nopriantini.69@gmail.com yanuarti petrika yanuartip87@gmail.com Kristiana Yulianingsih kristianayulianingsih@gmail.com <p>Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah Lima Tahun), sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak 1000 HPK. Pemberdayaan kader adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan serta mewujudkan kemandirian kader dalam melakukan peran dan fungsinya dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan kader posyandu dalam mendeteksi stunting bagi balita usia 0-24 bulan di Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan <em>one grup pre-test</em> dan <em>post-test</em>. Sebelum perlakuan diberikan diberikan <em>pre-test</em> dan di akhir diberi <em>post-test</em>, jumlah sampel sebanyak 35 orang. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan lembar obsevasi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pemberdayaan kader posyandu melalui pendampingan ibu hamil terhadap keterampilan kader dalam pengendalian stunting bagi balita usia 0-24 bulan dengan nilai signifikan (p=&lt;0,001). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan perbedaan pengetahuan kader tentang stunting sebelum dan sesudah pendampingan, dengan peningkatan rata-rata pengetahuan dari 72,0 menjadi 93,31. Keterampilan menentukan status gizi ibu hamil melalui pengukuran LILA juga meningkat signifikan (7,71 menjadi 19,43). Kader cukup baik dalam menentukan status anemia berdasarkan nilai HB ibu hamil setelah pelatihan (<em>mean</em> 9,71 menjadi 15). Pelatihan pengukuran penjang badan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan kader dalam mengukur balita (p&lt;0,001), dengan peningkatan kemampuan mendeteksi stunting dari 0% menjadi 100%.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong><strong>: </strong><strong>Balita, </strong><strong>Model Pemberdayaan, </strong><strong>Stunting</strong></p> <p> </p> <p>Stunting in children reflects the failure to thrive in children under five. So, the child becomes too short for his age. This is due to chronic malnutrition that occurs at 1000 HPK. Empowerment of cadres is a strategy used to increase the ability and realize the independence of cadres in carrying out their roles and functions in the development of public health. This study aims to determine the effect of empowering posyandu cadres in detecting stunting for toddlers aged 0-24 months in Desa Kapur, Sungai Raya District, Kubu Raya Regency. The research design used was experimental research using a one-group pre-test and post-test approach. Before the treatment, a pretest was given, and a posttest was presented at the end. The number of samples was as many as 35 people. Data were taken using questionnaires and observation sheets. The results of this study indicate that there is an effect of training in measuring body length using a lengthboard on the skills of cadres in taking measurements for toddlers aged 0-24 months with a significant value (p = &lt;0.001). The research results indicate a difference in cadre knowledge about stunting before and after mentoring, with an average knowledge increase from 72.0 to 93.31. Skills in determining the nutritional status of pregnant women through LILA measurement also significantly improved (7.71 to 19.43). Cadres are proficient in determining anemia status based on pregnant women's HB values after training (mean 9.71 to 15). Activity measuring body length significantly influences cadre skills in measuring infants (p&lt;0.001), with an increased ability to detect stunting from 0% to 100%.</p> <p><strong>Key</strong><strong>w</strong><strong>ords: </strong><strong>Empowerment </strong><strong>M</strong><strong>odel, </strong><strong>S</strong><strong>tunting, </strong><strong>T</strong><strong>oddler</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Desi, Ayu Rafiony, Didik Hariyadi, Nopriantini, yanuarti petrika, Kristiana Yulianingsih https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/427 SPIRITUALITAS DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALAM MEDAN 2023-10-05T10:28:35+09:00 Ance Siallagan anche.meys@gmail.com Samfriati Sinurat anche.meys@gmail.com Paskahlis Gulo anche.meys@gmail.com <p>Diabetes mellitus menempati urutan tertinggi sebagai penyakit kronis yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Spiritualitas merupakan dimensi kualitas hidup penderita diabetes melitus kronis yang paling penting untuk disejahterakan. Kesejahteraan spiritual menjadikan penderita diabetes mellitus merasakan makna dan tujuan hidup serta adaptif pada kondisi yang di derita. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan spiritualitas dan kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus di Puskesmas Balam Medan tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif melalui pendekatan c<em>ross-sectional. </em>Responden penelitian ini ialah seluruh penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Balam Medan sejumlah 84 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner <em>Daily Spiritual Experience Scale</em> (DSES) dan <em>Diabetes Quality of Life</em> (DQoL). Pengumpulan data dilakukan pada Tanggal 11-25 April 2023. Hasil analisis data menggunakan uji <em>spearman rank</em> diperoleh nilai <em>p</em>=0.000 (p&lt;0,05) yang artinya terdapat hubungan antara spiritualitas dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus. Sementara indeks korelasi diperoleh nilai r=0,708, yang berarti semakin tinggi spiritualitas seorang penderita diabetes mellitus maka kualitas hidupnya juga akan semakin meningkat.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci: </strong><strong>Diabetes Melitus, </strong><strong>Kualitas Hidup, </strong><strong>Spiritualitas</strong></p> <p> </p> <p>Diabetes melitus ranks highest as a chronic disease that causes a decrease in quality of life. Spirituality is a dimension of quality of life that needs to be fulfilled in chronic diabetes melitus sufferers. Spiritual well-being makes diabetes melitus sufferers feel the meaning and purpose of life and adapt to their conditions. This research aimed to analyze the relationship between spirituality and quality of life for diabetes melitus sufferers at the Balam Health Center in Medan in 2023. This research uses a descriptive correlation design by a cross-sectional approach. The research respondents were all 84 diabetes melitus patients at the Balam Health Center in Medan. The instruments used in this research were the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and Diabetes Quality of Life (DQoL) questionnaires. Data collection was carried out from April 11 to April 25, 2023. The results of data analysis using the Spearman rank test obtained a value of p=0.000 (p&lt;0.05), meaning that there is a relationship between spirituality and quality of life in diabetes melitus sufferers. The correlation index obtained a value of r=0.708, which means that the higher the spirituality level of diabetes melitus sufferers, the higher their quality of life will be.</p> <p><strong>Keywords : Diabetes Melitus</strong><strong>, Quality of Life</strong><strong>, Spirituality</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Ance Siallagan, Samfriati Sinurat, Paskahlis Gulo https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/428 EVALUASI PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL MENGGUNAKAN MODEL SPECIMEN INSIGNIFICANT DAN MILD HEMOLYSIS 2023-08-19T05:16:33+09:00 Suryanata Kesuma suryanatakesuma@gmail.com Siti Rodiyah rodiyahsiti247@gmail.com Maulida maulidajs@gmail.com <p>Bilirubin total merupakan salah satu pemeriksaan fungsi hati. Pemeriksaan bilirubin total umumnya menggunakan sampel darah yang tidak boleh hemolisis, sehingga sampel hemolisis menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan bilirubin total. Hemolisis dapat terjadi secara <em>in vivo</em> dan <em>in vitro</em>. Hemolisis secara <em>in vitro</em> menyebabkan kesalahan pemeriksaan bilirubin total. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil evaluasi pemeriksaan bilirubin total menggunakan model <em>specimen insignificant </em>dan<em> mild hemolysis</em>. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Pembuatan hemolisat menggunakan larutan<em> aquadest.</em> Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 sampel. Pemeriksaan menggunakan metode kolorimetri pada alat fotometer DIRUI DR-7000D. Pemeriksaan hemoglobin digunakan untuk melakukan validasi <em>specimen insignificant</em> dan <em>mild hemolysis.</em> Hasil uji statistik <em>one</em><em>-way Anova</em> didapatkan nilai Sig &lt; 0.05. Hasil akurasi yang didapatkan adalah -1.83% dan -4.40% &lt; 11.4%, presisi 22.0% dan 20.6% &gt; 7%, TE 38.1% dan 38.5% &gt; 20% TEa berturut-turut sampel <em>insignificant</em> dan <em>mild hemolysis</em>. Kesimpulan terdapat perbedaan secara statistik dan klinis pada hasil evaluasi pemeriksaan bilirubin total model <em>specimen insignificant</em> dan <em>mild hemolysis</em>.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci: </strong><strong>Bilirubin Total, </strong><strong><em>Specimen Insignificant Hemolysis</em></strong><strong>, </strong><strong><em>Specimen Mild Hemolysis</em></strong></p> <p> </p> <p>The total bilirubin is one of the liver function tests. The entire bilirubin test generally uses blood samples, which are one of the factors that can’t be hemolyzed, so hemolysis samples are one of the factors that can affect the result of the total bilirubin test. Hemolysis can occur in vivo and in vitro. Hemolysis in vitro causes an error in the entire bilirubin test. However, hemolysis specimens are still examined for total bilirubin under certain conditions. The evaluation aims to find out the results of natural bilirubin test specimens insignificant and mild hemolysis. This research method is quasi-experimental. They are making hemolysate using an aquadest solution. The number of samples in this research was 40, and examination was done using the colorimetric method on the DIRUI DR-7000D photometer. A hemoglobin test is used to validate specimens of insignificant and mild hemolysis. The one-way Anova statistical test results obtained a sig value &lt; 0.05. Accuracy results were -1.83% and -4.40% &lt; 11.4%, precision 22.0% and 20.6% &gt; 7%, TE 38.1% and 38.5% &gt; 20% TEa, respectively, samples of insignificant and mild hemolysis. The conclusion: statistical and clinical differences exist in evaluating total bilirubin test results in the tiny and soft hemolysis specimen models.</p> <p><strong>Keywords: </strong><strong>Insignificant Hemolysis Specimen, Mild Hemolysis Specimen, Total Bilirubin</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Suryanata Kesuma, Siti Rodiyah, Julia Saputri https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/433 PEMBERIAN KUKIS IKAN GAGUK (Arius thalassinus) MENINGKATKAN BERAT BADAN REMAJA PUTRI UNDERWEIGHT DI PESANTREN PANCASILA KOTA BENGKULU 2023-10-21T20:52:53+09:00 Restiza Lindu Ananda restizaananda@gmail.com Betty Yosephin Simanjuntak patricknmom@yahoo.co.id Yenni Okfrianti qonitah_larasati@yahoo.co.id <p>Prevalensi status gizi <em>underweight</em> pada remaja putri berusia 16-18 tahun di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 4,8%, padahal di usia ini terjadi pertumbuhan cepat kedua setelah bayi. Dampak kekurangan berat badan adalah gangguan perkembangan otak, konsentrasi, dan mudah lelah hingga aktivitas fisik berkurang. Salah satu upaya untuk meningkatkan berat badan melalui pemberian makanan tambahan seperti kukis. Kukis adalah sejenis kue manis yang terbuat dari tepung terigu. Tujuan penelitian untuk mengetahui kenaikan berat badan remaja <em>underweight</em> dengan pemberian kukis ikan gaguk. Studi ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan memberikan kukis sebanyak 80gr/hari dan 80gr/3 kali seminggu selama 14 hari. Sebanyak 61 orang remaja <em>underweight </em>mendapatkan intervensi berupa kukis ikan gaguk. Rata-rata kepatuhan mengonsumsi kukis ikan gaguk pada kedua kelompok perlakuan masing-masing sebesar 92,2% dan 93,4%. Kenaikan rata-rata berat badan remaja setelah mendapatkan kukis ikan gaguk selama 14 hari pada kedua kelompok perlakuan berpengaruh nyata (<em>p-value</em> 0,001).</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><strong>Kukis </strong><strong>Ikan Gaguk, </strong><strong>Penambahan Berat Badan</strong><strong>, </strong><strong>Remaja</strong><strong>, </strong><strong><em>Underweight</em></strong></p> <p> </p> <p>The prevalence of underweight among adolescent girls aged 16-18 years in Bengkulu province was recorded at 4.8%, despite this being a critical period marked by the second most rapid growth after infancy. Being overweight adversely affects brain development, concentration, and energy levels, decreasing physical activity. One strategy to improve body weight involves supplementing additional food, such as cookies. Cookies are a sweet cake made from wheat flour. The research aimed to determine the weight gain of underweight adolescents by giving them fish <em>gaguk</em> cookies. Employing a quasi-experimental design, participants received 80 g of fish <em>gaguk</em> cookies daily and 80 g of fish <em>gaguk</em> cookies three times a week for 14 days. Sixty-one underweight teenagers underwent intervention with fish <em>gaguk</em> cookies, with average compliance of 92.2% and 93.4% in the two treatment groups, respectively. The increase in average body weight after consuming fish <em>gaguk</em> cookies for 14 days in both treatment groups was statistically significant (p-value 0.001).</p> <p><strong>Keywords: Adolescent, Fish Gaguk Cookies, Underweight, Weight Gain</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Betty Yosephin Simanjuntak, Restiza Lindu Ananda, Yenni Okfrianti https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/439 PENGETAHUAN DAN PENDAMPINGAN SUAMI DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINARI 2023-11-27T07:41:44+09:00 Flori Niscaya Ria florizebua@gmail.com Bernadetta Ambarita detta_ambarita85@yahoo.com R. Oktaviance Simorangkir ria.ok.88@gmail.com Merlina Sinabariba merlina.sinabariba@yahoo.com <p>Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan benda yang dimasukan dalam rahim sebagai pencegahan kehamilan secara <em>efisien </em>dan jangka panjang. KB IUD salah satu jenis KB yang sekali pemakaiannya untuk 3 tahun hingga seumur hidup. Pemerintah di Indonesia memprogramkan 4 Terlalu (4T) pada Pasangan Usia Subur (PUS) dan menugaskan petugas kesehatan memantau penggunaan alat kontrasepsi. Faktor yang menyebabkan rendahnya PUS menggunakan AKDR karena informasi dan pendampingan suami. Tujuan kajian ini melihat pengetahuan dan pendampingan pasangan PUS memilih KB intrauterin di Klinik Romauli Silalahi. Kajian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan cara survei dengan menyebarkan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah PUS yang berkunjung di klinik Romauli Silalahi berjumlah 34 responden. Cara pengambilan sampel adalah <em>accidental sampling</em>. Analisa hasil kajian menggunakan analisa univariat untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan dukungan suami. Hasil kajian pengetahuan suami penggunaaan AKDR pengetahuan baik 10 orang (29,4%), pengetahuan cukup 23 orang (67,6%), pengetahuan kurang 1 orang (29,9%), serta pendampingan suami kategori positif 28 orang (82,3%) dan kategori negatif 6 orang (17,7%). Mayoritas suami memiliki pengetahuan cukup pada pemilihan KB dalam rahim pada PUS dan pendampingan pasangan mayoritas mendukung untuk menentukan KB dalam kandungan.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci: </strong><strong>IUD, </strong><strong>Dukungan Pasangan, </strong><strong>Kontrasepsi</strong></p> <p> </p> <p>An intrauterine device is an object that is inserted into the uterus to prevent pregnancy in an efficient and long-term manner. KB IUD is a type of birth control that can be used once for three years of life. The government in Indonesia programs 4 Too (4T) for couples of childbearing age (PUS) and assigns health workers to monitor the use of contraceptives. Information and the husband's assistance are the factors that cause the low number of PUS using IUDs. This study aims to look at the knowledge and service of PUS couples in choosing intrauterine contraception at the Romauli Silalahi Clinic. This study is a descriptive study using a survey method by distributing questionnaires. The sample in this study was PUS, who visited the Romauli Silalahi clinic, totaling 34 respondents. The sampling method is accidental sampling. Analysis of the study results used univariate analysis to determine the picture of the husband's knowledge and support. The results of the study of husbands' knowledge of using IUDs were ten people (29.4%), 23 people had good knowledge (67.6%), one person had poor knowledge (29.9%), and 28 people had a positive category of husband's assistance (82.3%). %) and harmful category six people (17.7%). The majority of husbands have sufficient knowledge about selecting intrauterine contraceptives at EFA, and the majority of partners support determining intrauterine contraceptives.</p> <p><strong>Key</strong><strong>words: </strong><strong>IUD, </strong><strong>Contraception</strong><strong>, Spousal </strong><strong>Support </strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Flori Niscaya Ria, Bernadetta Ambarita, R. Oktaviance Simorangkir, Merlina Sinabariba https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/441 TOKSISITAS KOMBINASI EKSTRAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DAN PARE (Momordica charantia) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) 2023-11-22T10:53:28+09:00 Elfred Kasimo elferdreno@unik-kediri.ac.id Lisa Savitri lisasavitri@unik-kediri.ac.id Mujtahid Bin Abd Kadir mujtahid@unik-kediri.ac.id Moh Alimansur ali.mansur75@unik-kediri.ac.id Ester Lianawati Antoro ester.antoro@unik-kediri.ac.id <p>Rosela (<em>Hibiscus sabdariffa </em><em>L.</em>) dan pare (<em>Momordica charantia</em>) mengandung senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti asam fenolat, tannin, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, glikosida, dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas ekstrak kombinasi bunga rosela (<em>Hibiscus sabdariffa L</em>.) dan buah pare (<em>Momordica charantia</em>) terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan metode <em>Brine Shrimp Lethality Test</em> (BSLT). Tingkat toksisitas tersebut ditunjukkan dengan nilai LC50. Metode: Penelitian uji toksisitas kombinasi ekstrak Hibiscus sabdariffa L dan Momordica charantia terhadap larva udang (Artemia salina L.) menggunakan metode BSLT. Dalam penelitian ini, ekstrak kombinasi bunga rosela dan buah pare diuji toksisitasnya terhadap larva <em>Artemia salina Leach</em> dengan konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, dan 50 ppm. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing konsentrasi. Data hasil pengujian dianalisis menggunakan analisa probit, dan log konsentrasinya dihitung untuk mengetahui nilai LC50. Hasil : Ekstrak kombinasi bunga rosela (<em>Hibiscus sabdariffa L.</em>) dan buah pare (<em>Momordica charantia</em>) memiliki nilai LC50 sebesar 241,8 ppm.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><strong>BSLT, </strong><strong>Hibiscus sabdariffa L, Momordica charantia</strong></p> <p> </p> <p>Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) and bitter melon (Momordica charantia) contain chemical compounds that are beneficial for health, such as phenolic acids, tannins, flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, glycosides, and steroids. This study aims to determine the level of toxicity of the combined extract of roselle flowers (Hibiscus sabdariffa L.) and bitter melon fruit (Momordica charantia) against Artemia salina Leach larvae using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The LC50 value indicates the level of toxicity. Process: Research the toxicity test of a combination of Hibiscus sabdariffa L. and Momordica charantia extracts against shrimp larvae (Artemia salina L.) using the BSLT method. This research tested the combined extract of roselle flowers and bitter melon fruit for toxicity against Artemia salina Leach larvae at concentrations of 1000 ppm, 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm, and 50 ppm. The test was carried out three times at each concentration. The test result data was analyzed using probit analysis, and the concentration log was calculated to determine the LC50 value. Results: The combination extract of roselle flowers (Hibiscus sabdariffa L.) and bitter melon fruit (Momordica charantia) had an LC50 value of 241.8 ppm.</p> <p><strong>Keywords: BSLT, Hibiscus sabdariffa L, Momordica charantia</strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Elfred Kasimo; Lisa Savitri, Mujtahid Bin Abd Kadir, Moh Alimansur; Ester Lianawati Antoro https://gk.jurnalpoltekkesjayapura.com/gk/article/view/434 EFEKTIFITAS SENAM DISMINORE DAN AKUPRESUR TITIK SANYINJIAO TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI PONPES AL ISLAH PUTRI MANGKANG SEMARANG 2023-12-25T17:56:40+09:00 Vita Triani Adi Puteri Vita vita@stikesyahoedsmg.ac.id Fauziah Winda Gurnita vita@stikesyahoedsmg.ac.id Bintang Anggi Atika Palupi vita@stikesyahoedsmg.ac.id <p>Disminore merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami oleh wanita dari berbagai tingkat usia dan gejala yang timbul karena adanya kelainan dalam rongga panggul yang sangat mengganggu aktivitas perempuan, bahkan sering kali mengharuskan penderita beristirahat dan meninggalkan aktifitasnya. Salah satu intervensi penanganan dismenorhea adalah dengan penatalaksanaan nonfarmakologi, seperti aplikasi senam dismenorhea dan akupreesure Teknik sanyinjiao. Berdasarkan jurnal penelitian Novadela dan Efriyanthi kedua treatment ini sangat efektif untuk menurunkan rasa nyeri karena sama-sama berfungsi untuk menghasilkan hormon endorphin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi senam disminore dan akupresur sanyinjiao terhadap penurunan nyeri disminore pada remaja diponpes Al Islah putri Mangkang Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasy experimental dengan pretest-post test with control design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang yang terbagi dalam 2 kelompok dengan diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok 1 diberikan perlakuan senam disminore dan Kelompok 2 diberikan perlakuan akupressure titik sanyinjiao. Penelitian ini menggunakan uji wilcoxon dan mann whitney. Dari uji Wilcoxon didapatkan hasil ada perbedaan efektifitas senam disminore dan akupresure titik sanyinjiao terhadap intensitas nyeri disminore sedangkan dari uji Mann Whitney didapatkan hasil perlakuan akupresure titik sanyinjiao lebih efektif dibandingkan perlakuan senam disminore dalam upaya untuk mengalihkan rasa nyeri disminore.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><strong>Acupressure Titik sanyinjiao, Disminore, Senam Disminore</strong></p> <p> </p> <p>Dysmenorrhea is one of the most common gynecological problems experienced by women of all ages. Symptoms arise due to abnormalities in the pelvic cavity, which significantly interfere with women's activities and often require sufferers to rest and leave their activities. One of the interventions for treating dysmenorrhea is non-pharmacological management, such as the application of dysmenorrhea exercises and the Sanyinjiao technique of acupressure. Based on the research journal Novadela and Efriyanthi, these two treatments are very effective for reducing pain because they both function to produce endorphins. This study aimed to determine the application of dysmenorrhea and sanyinjiao acupressure to reduce dysmenorrhea pain in adolescents at Al Islah Putri Mangkang Islamic Boarding School, Semarang. The research design used was quasi-experimental research with pretest-posttest with control design. The sample in this study amounted to 32 people who were divided into two groups with different treatments. Group 1 was given the dysmenorrhea exercise treatment, and Group 2 was given the sanyinjiao point acupressure treatment. This study used the Wilcoxon and Mann-Whitney tests. From the Wilcoxon test, the results showed that there was a difference in the effectiveness of Lismore exercise and sanyinjiao point acupressure on dysmenorrhea pain intensity, while from the Mann-Whitney test, it was found that the sanyinjiao point acupressure treatment was more effective than the dysmenorrhea exercise treatment to divert dysmenorrhea pain.</p> <p><strong>Keywords: Dysmenorrhea; Dysmenorrhea exercise; Sanyinjiao point acupressure</strong></p> <p><strong> </strong></p> 2023-12-28T00:00:00+09:00 Copyright (c) 2023 Vita Triani Adi Puteri Vita, Fauziah Winda Gurnita, Bintang Anggi Atika Palupi